Antisipasi Pengaruh Cuaca Ekstrim, Mahasiswa UNS Galakkan Kesiapsiagaan Masyarakat Desa Bubakan Wongiri

oleh

Bubabakan : Mulai bulan September hingga menjelang Bulan Desember besok diketahui mahasiswa kembali diterjunkan ke desa-desa dengan tujuan pengabdian. Bukan lagi KKN namanya, melainkan Program HIBAH MBKM Proyek di Desa, program ini diriliskan oleh Universitas Sebelas Maret Surakarta. Diketahui kampus dengan wilayah pusat berada di Surakarta ini telah melepaskan 180 an tim yang mengkuti kegiatan ini dan Desa Bubakan menjadi salah satu desa yang menerima 1 tim mahasiswa yang berjumlah 10 anggota.

Berbeda dari KKN namun tetap sama-sama bertujuan mengabdi ke desa, begitulah kata Rizky, ketua KKN. Menurutnya, program ini bukan kewajiban kampus kepada mahasiswa untuk menuntaskan SKS perkuliahan melainkan memang secara mandiri dilakukan oleh mahasiswa dengan terlebih dahulu dilakukan proses seleksi, mereka diketahui juga sudah melaksanakan KKN wajib selama satu bulan pada bulan Agustus tahun 2021 lalu.

Perbedaan program-program pun dirasakan antara KKN dengan Program HIBAH MBKM ini, dengan seluruh tim yang merupakan mahasiswa Pendidikan Geografi, Hibah MBKM lebih dirasa mirip dengan sebuah penelitian yang dilakukan di sebuah desa. Selaras dengan program studi mereka, kegiatan-kegiatan mahasiswa ini memiliki satu tujuan dan satu arah pandangan yakni mempersiapkan masyarakat desa untuk siap dalam menghadapi resiko bencana.

Kegiatan yang sudah berlangsung mulai dari bulan September ini menghasilkan beberapa agenda, mulai dari pelatihan kebencanaan kepada siswa-siswi SD, pelatihan kebencanaan kepada masyarakat Desa Bubakan dengan kerjasama dengan BPBD, hingga persiapan kesiapan dengan memasang beberapa plang jalur evakuasi yang diberikan di desa untuk warga dan beberapa dipasang di salah satu wisata terkenal “Waduk Candi Muncar” yang ditujukan untuk wisatawan. Selain program mengenai kebencanaan, membaca lokasi desa yang memiliki potensi objek wisata baik wisata alam maupun wisata religi, mahasiswa UNS ini berusaha mengembangkan dengan memberikan penambahan infrastruktur tamabahn serta membuat satu video profil desa untuk perluasan branding melalui video.

“Seluruh Kegiatan kami optimalkan dan kami minimalkan pengumpulan massa nya, ini juga fungsinya untuk mematuhi anjuran pemerintah terkait protokol kesehatan. Setiap kegiatan yang kami laksanakan tidak bisa secara ramai dikunjungi masyarakat umum, kami hanya menunjuk perwakilan-perwakilan tokoh desa yang dapat berpengaruh seperti Kepala Dusun, Ketua RT, Ketua Pokdarwis dan beberapa perwakilan remaja, dan tidak lupa untuk selalu memberi himbauan epada masyarakat untuk selalu taat protokol kesehatan.”, ucap Rizky menekankan mengenai kegiatan yang sudah sesuai peraturan terkait pembatasan berkerumun.

Dari kegiatan-kegiatan ini, harapannya dengan kondisi apapun masyarakat akan tetap selalu siap dan waspada terkait potensi bencana, belum lebih dengan keadaan sekarang ini dimana cuaca ekstrim sedang berlangsung di Indonesia, hujan dengan intensitas tinggi dalam waktu lama, dapat berpengaruuh pada kestbilan tanah dan dapat berpotensi besar menyebabkan longsor pada wilayah-wilayah tertentu. Dari mahasiswa ini pula ditekankan bahwa siapapun dapat menjadi tokoh dalam kesiapsiagaan, mulai dari usia terkecil hingga masyarakat umum yang berkunjung ke suatu lokasi dengan tujuan berwisata, semua manusia harus paham dengan apa itu “Bencana” terlebih “Mitigasi bencana”.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *