SELOREJO (17/01/2020)_Wujud kerja nyata BUMDes Selo Makmur dituangkan dalam laporan pertanggung jawaban. Laporan ini merupakan pertanggung jawaban dari pengelola tahun ketiga. Sejak berdiri pada tanggal 15 Februari 2016 dengan Perdes No. 2 Tahun 2016 BUMDes Selo Makmur bermodalkan dengkul alias bermodal nol rupiah.
Melalui kerjasama dan kerja keras dari pengelola dan Pemerintah Desa, perlahan perkembangan BUMDes ini begitu nampak. Modal nol bukan menyurutkan mereka bergerak akan tetapi memicu semangat untuk selalu berjuang supaya mendapatkan hasil.
Nantinya hasil tersebut bisa berdampak bagi sesama terutama dalam pembangunan desa. Tujuan dari pada laporan pertanggungjawaban ini adalah sebagai evaluasi kegiatan selama satu tahun yang telah dilalui, memecahkan kendala atau permasalahan-permasalahan yang dihadapi serta merencanakan kegiatan-kegiatan di tahun berikutnya untuk peningkatan kemajuan BUMDes dan desa.
Hampir setiap tahunnya BUMDes Selo Makmur berperan dalam berbagai kegiatan, salah satunya adalah pameran UMKM baik lokal maupun Nasional. Pada tahun 2019 beberapa pameran yang diikuti adalah Pameran Hari Jadi Provinsi Jawa Tengah, Pameran bersama Kemendes PDTT di Makasar, dan Festival Desa The Park.
“Kami mengikuti kegiatan pameran tersebut guna mempromosikan produk lokal yaitu UMKM yang dibina oleh BUMDes Selo Makmur dan juga sebagai tempat belajar dalam mengembangkan produk-produk desa. Pemerintah desa akan selalu bersinergi dengan BUMDes Selo Makmur dalam memajukan desa” terang Kades Selorejo, Kastono.
Tidak hanya mengikuti pameran saja, BUMDes Selo Makmur juga memasarkan produk-produknya melalui berbagai mini market, tahun ini terhitung sudah ada 3 mini market yang bekerja sama. Menurut ketua BUMDes Selo Makmur (Murwoto) “ BUMDes Selo Makmur tidak hanya bergerak dalam bidang profit semata melainkan bergerak dalam bidang sosial. Kami hampir setiap tahun bekerjasama dengan BMT Giri Mulya dalam pengelolaan ZIS dan penyalurannya terutama ketika bulan Puasa.
Hampir kurang lebih 250 dhuafa dan fakir miskin yang kita tangani dalam satu kecamatan. Selain itu, kami juga mensponsori kegiatan Karang Taruna dalam Pordes tingkat kecamatan. Juga membina Taman Baca/ Perpudes Rejo Pintar. Alhamdulillah untuk tahun 2019 sudah ada 2 dusun yang kami beri Taman Baca tersebut. Harapan kami, warga desa bisa mengakses tempat tersebut sebagai sarana belajar menggali wawasan atau belajar terutama bagi anak-anak.”
Dalam laporannya BUMDes Selo Makmur tiga tahun terakhir sebagai tempat study banding dan juga sebagai narasumber di berbagai daerah. Tahun 2019 ini tercatat ada beberapa desa yang melakukan kegiatan study banding ke BUMDes Selo Makmur desa Selorejo. Daerah yang melukan study banding tersebut adalah kecamatan Selogiri, Kecamatan Nguntoronadi, Kecamatan Jatipurno, Desa Gilang Harjo Kabupaten Bantul Jogjakarta dua kali, Kabupaten Murung Raya Kalimantan Tengah dan Kabupaten Tegal.
Selain itu, BUMDes Selo Makmur juga sering menjadi narasumber diberbagai tempat, yaitu di kabupaten Murung Kalimantan Tengah, Kabupaten Berau Kalimantan Timur, Rumah Kemasan Kreatif Kabupaten Wonogiri, TPID Kecamatan Jatisrono, Kampung KB Desa Tambak Merang Kecamatan Girimarto, Pengelolaan Bank Sampah Kecamatan Jatipurno, dan Pengelolaan Jahe Instan Kecamatan Jatipurno.
BUMDes Selo Makmur sekarang sudah mengelola beberapa unit kegiatan, yaitu pajak listrik, pasar desa, UMKM, LPG, TBM, Bank Sampah, BP-SPAM, TTG, Catering, Pajak Kendaraan, Perdagangan, dan Sewa Molen dan Traktor.
Pada tahun 2020 BUMDes Selo Makmur merencanakan peningkatan usaha melalui beberapa program kegiatan, yaitu menjalin kerjasama dengan Bank Jateng dalam pelayanan Pajak Bumi Bangunan dan lain-lain, kerjasama dengan Bank BNI 46 dalam penyaluran PKH, Rumah Pangan Kita (RPK) dan kegiatan yang menyangkut tentang transaksi perbankkan serta pelayanan masyarakat, kerjasama dengan YURO (air RO) sebagai agen distribusi, dan merintis Toko Saprodi.
Untuk memajukan BUMDes pelaksanaan pengelolaan usaha harus saling bahu membahu antara pemdes dan BUMDes. Prinsip yang dipegang adalah transparansi, kemandirian dengan mempertinggi kompetensi dan memperbanyak kolaborasi, akuntabel, pertanggung jawaban yang disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta kewajaran.
Pengelolaan unit usaha walau perlahan harus nampak dan berdampak. Hal inilah yang menjadikan BUMDes akan selalu hidup ( Kang Gito )