Semagar-TP PKK Desa Semagar Kecamatan Girimarto Kabupaten Wonogiri pada hari Rabu 31 Maret 2021 bertempat di Balai Desa Semagar mengadakan rakon tindak lanjut dari rakon TP PKK Kecamatan. Kegiatan dibuka oleh Ketua TP PKK Desa Semagar. Kegiatan yang diikuti dari beberapa kader dari setiap dusun tersebut dibuka secara resmi oleh Ketua TP PKK Desa Semagar tentang penyuluhan Pola Asuh anak dan Remaja (PAAR).
Dalam sambutannya Ratmi mengatakan, ‘’Anak adalah harapan orang tua harapan masa depan keluarga bahkan bangsa, oleh sebab itu perlu dipersiapkan agar kelak menjadi manusia yang berkualitas, sehat, bermoral dan berguna bagi dirinya, keluarga, agama dan bangsanya.’’
Anak perlu dipersiapkan sejak dini agar mereka mendapatkan pola asuh yang benar saat mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan. Pola asuh yang baik menjadikan anak berkepribadian kuat, tak mudah putus asa, dan bertanggung jawab menghadapi hidup yang penuh dengan warna warni atau romantika hidup.
Setelah dibuka oleh Ketua dilanjutkan dengan penyampaian materi tentang Penyuluhan Pola Asuh Anak dan Remaja oleh Sri Cahyowati. Dalam penyampaiannya, terkait hal-hal tentang pengertian pola asuh anak, remaja, masalah yang dihadapi remaja dan model-model pola asuh anak dan remaja.
Dalam pengertian Pola Asuh Anak adalah kegiatan kompleks yang meliputi banyak perilaku spesifik yang bekerja sendiri atau bersama sama yang memiliki dampak pada anak.
Sri Cahyowati menjelaskan tentang apa yang harus di ingat oleh orang tua. Menurutnya, “orang tuanya harus lebih baik. Orang tua tampil sebagai Panutan (role Model) serta keluar masuknya keuangan dan sumber makanan yang sehari hari diberikan kepada anak pastikan dari sumber yang halal dan berkah supaya anak dapat tumbuh berkembang sehat dan penuh berkah.”
Sedangkan Pengertian Remaja adalah Masa Remaja bagi wanita berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun dan bagi pria13 tahun sampai dengan 22 tahun.
‘’Masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa dengan rentang usia antara 12-22 tahun, dimana pada masa tersebut terjadi proses pematangan baik itu pematangan fisik, maupun psikologis’’ tambah Sri Cahyowati.
Mengenai berbagai jenis masalah yang dihadapi oleh anak-anak dan remaja antara lain: masalah di sekolah seperti masalah dengan guru, masalah dengan peraturan sekolah, masalah dengan ujian, kenaikan kelas, dan kelulusan dan lain-lain.
Masalah juga bisa terjadi di rumah misalnya masalah dengan pekerjaan rumah, masalah dengan tugas sekolah, dengan orangtua, dengan anggota keluarga dan kerabat, masalah dengan kursus, les, bimbingan belajar, dan lain ebagainya.
Adalagi masalah dengan teman-teman di sekolah, sekitar rumah. Serta permasalahan dengan orang yang disukai, masalah dengan kekhawatiran masa depan, masalah dengan hobi serta berbagai masalah komplek yang dihadapi anak dan remaja.
Pada kesempatan tersebut pula juga disampaikan terkait model pola asuh. Macam-Macam Pola Asuh Anak Dalam Keluarga, diantaranya adalah Pola Asuh Demokrasi, yaitu orang tua yang memberikan kebebasan yang memadai pada anaknya tetapi memiliki standar perilaku yang jelas. Mereka memberikan alasan yang jelas dan mau mendengarkan anaknya tetapi juga tidak segan untuk menetapkan beberapa perilaku dan tegas dalam menentukan batasan.
Cenderung memiliki hubungan yang hangat dengan anaknya dan sensitive terhadap kebutuhan dan pandangan anaknya. Cepat tanggap memuji keberhasilan anaknya dan memiliki kejelasan tentang apa yang mereka harapkan dan anaknya.
Manfaat dari pola asuh ini adalah : Anak akan belajar menghargai, menghormati pendapat orang lain, anak selalu memberi perhatian kepada sesamanya, dan anak akan berusaha membangun kerjasama dengan orang lain
Pola Asuh Otoriter, pola asuh ini cukup ketat dengan apa yang mereka harapkan dan anaknya dan hukuman dan perilaku anak yang kurang baik juga berat. Peraturan diterapkan secara kaku dan seringkali tidak dijelaskan secara memadai dan kurang memahami serta mendengarkan kemamuan anaknya.
Penekanan pola asuh ini adalah ketaatan tanpa bertanya dan menghargai tingkat kekuasaan. Disiplin pada rumah tangga ini cenderung kasar dan banyak hukuman. Dampak dari pola asuh ini adalah : anak tertekan secara psikis dan fisik, hilang semangat dan selalu menyalahkan diri sendiri, tidak memiliki inisiatif, ide-ide cemerlang karena merasa selalu ditekan, tidak berani berpendapat dan menentukan pilihan.
Pola Asuh Tanpa Kendali, yaitu membiarkan anaknya untuk menampilkan dirinya dan tidak membuat aturan yang jelas serta kejelasan tentang perilaku yang mereka harapkan. Seringkali menenrima atau tidak peduli dengan perilaku yang buruk.
Pola Asuh Perlindungan Yang Berlebihan, suatu pola asuh dengan memberikan perlakuan dan perlindungan yang baik, namun berlebihan caranya akan menimbulkan masalah karena anak anak akan memiliki mentalitas yang lemah bila mengahadapi tantangan dan kesulitan.
Dampak dari pola asuh ini adalah: menghilangkan kesempatan kepada anak untuk bersoisalisasi, anak akan selalu merasa ketakutan dan tidak memiliki kemandirian, kurang bertanggung jawab dan tidak bisa mengambil keputusan, selalu ragu-ragu, mudah cemas dan penakut, kurang percaya diri, sulit membangun relasi dan tidak berani menghadapi kenyataan.
Pada akhir penyuluhan disampaikan kata-kata yang mudah diingat antara lain: Jika anak dibesarkan dengan celaan, maka ia akan belajar memaki. Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, maka akan senang berkelahi. Jika anak dibesarkan toleransi, maka anak akan belajar mengendalikan dirinya.
Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang, maka dia akan menemukan kebahagiaan dalam hidupnya. Jika anak dibesarkan dengan penuh kelembutan, maka anak akan belajar menghargai sesamanya. “Mari kita fikirkan bersama nasib generasi Indonesia yang kita cintai ini ” Ajak Sri Cahyowati menutup penyampaian materi. (Sricahyowati & Gito)